Mojokerto,lensaindo.id – Melonjaknya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Mojokerto memaksa pemerintah daerah mengambil langkah tegas dengan menutup seluruh pasar hewan selama dua minggu. Kebijakan ini bertujuan untuk meminimalkan risiko penyebaran virus.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, Tutik Suryaningdyah, mengungkapkan bahwa penutupan tersebut berlaku mulai 15 hingga 28 Januari 2025.
“Sebanyak tujuh pasar hewan ditutup sementara, yaitu di Pandanarum, Ngrame, Sumbertebu, Pohjejer, Mojodadi, Berat Kulon, dan Karangdiyeng,” kata Tutik pada Kamis (13/1/2025).
Keputusan ini didasarkan pada Surat Edaran Menteri Pertanian yang menyoroti pentingnya pengendalian wabah PMK di wilayah rawan, seperti pasar hewan yang kerap menjadi tempat interaksi ternak dari berbagai daerah.
“Pasar hewan menjadi titik utama penyebaran penyakit ini. Oleh karena itu, penutupan sementara diperlukan agar rantai penularan dapat dihentikan,” jelasnya.
Selama penutupan berlangsung, tim Dinas Pertanian bekerja sama dengan BPBD Kabupaten Mojokerto melakukan penyemprotan disinfektan di pasar-pasar hewan. Selain itu, vaksinasi PMK menggunakan vaksin Aphthovet terus digencarkan.
“Vaksinasi telah kami lakukan di Dusun Ngrayung, Desa Segunung, Kecamatan Dlanggu, dengan melibatkan 15 peternak. Sebanyak 28 sapi dan 16 kambing telah divaksinasi menggunakan total 44 dosis,” ujar Tutik.
Hingga 16 Januari 2025, tercatat 357 ekor sapi terinfeksi PMK di Mojokerto. Dari jumlah tersebut, 18 ekor mati, 14 dipotong paksa, 302 sembuh, dan 17 masih dirawat.
Kebijakan ini diharapkan dapat mencegah penyebaran lebih lanjut dan melindungi kesehatan ternak di wilayah tersebut. Pemerintah mengimbau peternak untuk tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan hewan yang telah ditetapkan.(erick)