Mojokerto.lensaindo.id – Latihan sabung di Desa Ngabar, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, berakhir tragis. Seorang pelajar berinisial RK (15) meninggal dunia setelah bertanding pada Sabtu (1/3/2025) malam. Polisi menetapkan AK (21), lawan tandingnya, serta SD (19), wasit pertandingan, sebagai tersangka.
Latihan yang rutin diadakan komunitas setempat ini awalnya berjalan seperti biasa. RK memilih berduel dengan AK di bawah pengawasan SD sebagai wasit. Ronde pertama berlangsung dua menit sebelum dihentikan, tetapi di ronde kedua, AK membanting RK hingga kepalanya terbentur. Ia juga menendang dada dan rahang korban.
Melihat RK kesakitan, wasit langsung menghentikan pertandingan. RK mulai muntah dan pusing hingga akhirnya dibawa ke puskesmas. Petugas medis menyarankan agar korban dirujuk ke rumah sakit jika kondisinya memburuk, tetapi RK justru dibawa pulang.
Pada Minggu (2/3/2025) dini hari, kondisi RK semakin kritis. Saat keluarganya membangunkannya untuk sahur, ia tidak merespons, mengalami kejang, serta mimisan. Korban langsung dilarikan ke rumah sakit dan mendapat perawatan intensif. Sayangnya, nyawanya tidak tertolong dan ia dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (5/3/2025) pukul 15.22 WIB di RSUD Basoeni Mojokerto.
Kasatreskrim Polres Mojokerto Kota, AKP Siko Sesaria Putra, menjelaskan bahwa AK ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan penganiayaan yang menyebabkan kematian. Selain itu, wasit SD juga dianggap bertanggung jawab karena tidak memiliki sertifikat resmi sebagai wasit.
“Wasit harus memiliki kualifikasi yang jelas. Karena kelalaiannya, SD juga ditetapkan sebagai tersangka,” tegas AKP Siko, Selasa (11/3/2025).
Polisi mengamankan barang bukti berupa pakaian silat korban serta hasil pemeriksaan medis. AK dijerat Pasal 80 Ayat (2) dan (3) Jo Pasal 76C UU RI No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, serta Pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan kematian. Ia terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda hingga Rp3 miliar.
AKP Siko mengingatkan masyarakat akan bahaya latihan sabung tanpa pengawasan ketat. Polisi terus menyelidiki pihak lain yang terlibat dalam kasus ini.
“Kami berharap kejadian ini menjadi peringatan agar tidak terulang di masa depan,” tutupnya.(erick)