Mojokerto,lensaindo – Bagi sebagian masyarakat Jawa, burung hantu bukan hanya sekadar satwa malam dengan suara yang khas. Kehadirannya sering dikaitkan dengan berbagai mitos dan kepercayaan turun-temurun, terutama yang menyangkut pertanda buruk dan dunia gaib.
Dalam tradisi Jawa, suara burung hantu yang terdengar di sekitar rumah pada malam hari sering dianggap sebagai tanda akan datangnya musibah, bahkan pertanda kematian. Tak sedikit orang tua zaman dulu yang langsung berdebar cemas jika mendengar burung hantu bersuara di dekat rumah.
Kepercayaan ini berakar pada pandangan bahwa burung hantu adalah makhluk penjaga dunia mistis. Dalam beberapa cerita rakyat, burung hantu dianggap sebagai hewan yang mampu melihat makhluk halus dan bahkan menjadi perantara antara dunia manusia dan dunia arwah.
Namun, mitos ini tidak selalu bersifat negatif. Di beberapa daerah, burung hantu justru dipercaya sebagai penjaga sawah atau pelindung malam yang mengusir hama dan makhluk gaib pengganggu. Ada pula yang menganggap kehadiran burung hantu sebagai bentuk peringatan agar manusia lebih berhati-hati dalam bertindak.
Budayawan Jawa, Ki Bedjo , menjelaskan bahwa mitos burung hantu dalam budaya Jawa mencerminkan filosofi masyarakat yang sangat dekat dengan alam dan spiritualitas.
“Burung hantu menjadi simbol antara terang dan gelap, antara kehidupan dan kematian. Suaranya yang nyaring di malam hari dianggap sebagai ‘bahasa alam’ yang patut didengarkan,” ujar Ki Bedjo.
Meskipun sebagian masyarakat kini mulai meninggalkan mitos tersebut dan melihat burung hantu sebagai bagian dari ekosistem yang harus dilestarikan, kepercayaan lama itu masih hidup di banyak desa dan terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Apakah mitos ini benar adanya atau hanya warisan budaya yang sarat simbol? Semua kembali kepada cara pandang masyarakat terhadap alam dan kehidupan.(erick)
